Bagi anak sekolah, kantin adalah tempat yang sanggup membuat pikiran sumpek jadi berseri indah. Kantin juga seringkali jadi tempat tujuan utama para siswa ketika bel istirahat sekolah berbunyi riang. Bahkan sering juga, walaupun bel istirahat belum berbunyi, anak sekolah udah pada berangan-angan tentang kantin duluan, membayangkan renyahnya tiap batangan gorengan, membayangkan nikmatnya kuah soto, juga membayangkan gempalnya pantat kakak-adek kelas yang lagi berjubel antri makanan. Oke, yang terakhir ini emang agak cabul, jangan abaikan.
Kantin memang selalu menjadi sahabat setia anak sekolah. Walaupun kadang ada kantin yang tidak bisa sembarangan dimasuki oleh anak sekolah karena ada istilah yang namanya wilayah kekuasaan masing-masing, jadi kadang ada yang namanya kantin khusus anak kelas tiga, yang kalau istirahat dipenuhi sama rombongan anak kelas tiga, yang tatapannya kebanyakan menyeramkan, seolah mengundang bencana kalau kita berani balas menatapnya (hal ini khusus berlaku cowok sama cowok). Maka kelas dua dan kelas satu seringnya harus mencari kantin lain yang belum terjamah tangan-tangan kotor para senior.
Terlepas dari masalah tentang wilayah kekuasaan, selama ini kantin selalu identik dengan tempat makan, tempat jajan, juga tempat menghempaskan seluruh dahaga dan rasa lapar. Semua hal yang berhubungan dengan makanan pasti tujuannya kantin. Padahal sebenarnya kantin itu enggak cuma melulu soal makan dan jajan aja.